ARTIKEL :
PENERAPAN TEKNOLOGI
INFORMASI DI BIDANG KESEHATAN
O
L
E
H
1.
THAMLIKA
2.
BRAMA NUR
3.
H. SOFYAN
4.
DAHNIAR L
5.
NUR ALAM
6.
KASMAWATI
7.
FARIDA
STIKES
KURNIA JAYA PERSADA PALOPO
KELAS
BELOPA
2017
PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI
DI BIDANG KESEHATAN
A.
Sejarah Perkembangan Komputer
di dunia Keperawatan
Komunikasi adalah hal yang sangat
penting bagi sebuah institusi perawatan kesehatan karena banyaknya bagian /
unit yang terlibat dalam proses perawatan pasien. Pelayanan dan manajer
keperawatan harus memasukkan banyak data / informasi mengenai pasien mulai dari
saat masuk hingga pasien pulang.
Saat
ini komputer secara absolut penting untuk mengatur:
1. Makin kompleksnya masalah keuangan
2. Melaporkan permintaan beberapa bagian / unit
3. Kebutuhan komunikasi dari tim perawatan kesehatan yang berbeda
4. Pengetahuan yang relevan untuk perawatan pasien
1. Makin kompleksnya masalah keuangan
2. Melaporkan permintaan beberapa bagian / unit
3. Kebutuhan komunikasi dari tim perawatan kesehatan yang berbeda
4. Pengetahuan yang relevan untuk perawatan pasien
Komputer
mempengaruhi praktek, administrasi, pendidikan serta penelitian, dan dampaknya
akan terus meluas. Abad informasi bagi masyarakat yang besar merupakan sejarah
baru dalam perubahan teknologi, dan akan terus berkembang mempengaruhi
kehidupan dan pekerjaan selama beberapa dekade.
Perspektif
Sejarah : Komputer telah dikenal sekitar lima puluh tahun yang lalu, tetapi
rumah sakit lambat dalam menangkap revolusi komputer. Saat ini hampir setiap
rumah sakit menggunakan jasa komputer, setidaknya untuk manajemen keuangan.
Perawat
terlambat mendapatkan manfaat dari komputer, usaha pertama dalam menggunakan
komputer oleh perawat pada akhir tahun 1960-an dan 1970-an mencakup:
1.
Automatisasi
catatan perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien.
2.
Penyimpanan
hasil sensus dan gambaran staf keperawatan untuk analisa kecenderungan masa
depan staf.
Pada
pertengahan tahun 1970-an, ide dari sistem informasi rumah sakit (SIR)
diterapkan, dan perawat mulai merasakan manfaat dari sistem informasi
manajemen. Pada akhir tahun 1980-an memunculkan mikro-komputer yang berkekuatan
besar sekali dan perangkat lunak untuk pengetahuan keperawatan seperti sistem
informasi manajemen keperawatan (SIMK)
B.
Sistem Informasi Kesehatan di
Rumah Sakit
Sistem informasi rumah sakit (SIR)
sangat luas, desain sistem komputer yang kompleks untuk menolong komunikasi dan
mengatur informasi yang dibutuhkan dari sebuah rumah sakit. Sebuah SIR akan
diaplikasikan untuk perijinan, catatan medis, akuntansi, kantor, perawatan,
laboratorium, radiologi, farmasi, pusat supali, nutrisi / pelayanan makan,
personel dan gaji. Jumlah aplikasi-aplikasi lain dapat dimasukkan bagi beberapa
bagian / unit dan untuk beberapa tujuan yang praktikal.
Manajer-manajer perawat perlu mengenal
komputer, yang mencakup mengenal istilah umum yang digunakan komputer. Pada
masa depan dapat diharapkan bahwa semua pekerjaan perawat akan dipengaruhi oleh
komputer, dan beberapa posisi baru akan dikembangkan bagi perawat-perawat di
bidang komputer.
C.
Sistem Informasi Kesehatan di
Puskesmas
Puskesmas
sebagai salah satu institusi pelayanan umum, dapat dipastikan membutuhkan
keberadaan sistem informasi yang akurat dan handal, serta cukup memadai untuk
meningkatkan pelayanan puskesmas kepada para pengguna (pasien) dan lingkungan
terkait. Dengan lingkup pelayanan yang begitu luas, tentunya banyak sekali
permasalahan kompleks yang terjadi dalam proses pelayanan di puskesmas.
Banyaknya variabel di puskemas turut menentukan kecepatan arus informasi yang
dibutuhkan oleh pengguna dan lingkungan puskesmas.
Selama
ini banyak puskesmas yang masih mengelola data-data kunjungan pasien, data-data
arus obat, dan juga membuat pelaporan dengan menggunakan cara-cara yang manual.
Selain membutuhkan waktu yang lama, keakuratan dari pengelolaan data juga
kurang dapat diterima, karena kemungkinan kesalahan sangat besar. Beberapa
puskesmas mungkin sudah memakai komputer sebagai alat bantu untuk pengelolaan
data, hanya saja sampai sekarang belum banyak program komputer yang secara
khusus didesain untuk manajemen data di puskesmas.
Sistem
Informasi Puskesmas (Simpus), sesuai namanya, adalah sebuah sistem informasi
rekam medis yang secara khusus dirancang untuk digunakan di Puskesmas.
Puskesmas sebagai institusi pelayanan kesehatan, memiliki kebutuhan-kebutuhan
yang unik, berbeda dengan unit pelayanan kesehatan lainnya.
Kebutuhan-kebutuhan
Puskesmas yang unik tersebut, telah sejak lama dengan tekun dipelajari dan
diikuti perkembangannya oleh seorang teman, Raharjo. Setelah selama beberapa
tahun Mas Jojok, demikian ia biasa dipanggil, mengembangkan dan memasarkan
Simpus yang berupa aplikasi desktop (yang telah digunakan pada hampir 500
Puskesmas yang tersebar di seluruh Indonesia), pada tahun 2008, ia mengajak
kami untuk bersama-sama mengembangkan Simpus yang berbasis web. Keputusan ini
diambilnya setelah melihat fakta di lapangan bahwa Simpus berbasis web memiliki
peluang memberikan dukungan yang lebih baik pada Puskesmas dalam melayani
masyarakat. Dalam waktu kurang lebih setahun semenjak itu, Simpus berbasis web
telah digunakan oleh beberapa Puskesmas.
Simpus
merekam data rekam medis pasien-pasien yang berkunjung di Puskesmas. Tidak
hanya itu, Simpus juga membantu Puskesmas dalam menyusun laporan-laporan rutin
bulanan, baik untuk keperluan internal Puskesmas, ataupun untuk pelaporan ke
Dinas Kesehatan.
Ada
beberapa hal yang menjadi perhatian utama kami dalam mengembangkan Simpus
berbasis web ini:
1.
Kemudahan
dalam pengoperasian. Dari pengalaman sejauh ini, dengan pelatihan dua hari,
yang dilakukan selepas jam kerja Puskesmas, kebanyakan pengguna sudah memahami
alur Simpus dan cara menggunakannya.
2.
Kecepatan
proses pengisian data. Sudah sejak lama kami menyadari bahwa pengisian data
melalui tampilan berbasis web cenderung lebih lama, bila dibandingkan dengan
pengisian data melalui tampilan aplikasi desktop. Kami berupaya meminimalkan
waktu pengisian data dengan menyederhanakan alur, tanpa mengurangi kelengkapan
data yang diisikan. Pengisian data pada semua titik (ruang pendaftaran, ruang
pelayanan medis, dll) secara rata-rata dilakukan dalam waktu 1-2 menit.
3.
Dukungan
bantuan kepada pengguna. Kami menyadari bahwa belum banyak petugas Puskesmas
yang terbiasa dengan penggunaan aplikasi berbasis web. Proses pembiasaan tentu
saja akan membutuhkan waktu, dan dalam proses tersebut mungkin akan ada
kendala-kendala yang dijumpai. Dengan dukungan dari petugas setempat, kami
selalu berupaya memberikan bantuan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut.
Saat
ini, Puskesmas yang telah menggunakan Simpus kami adalah:
·
Kota
Magelang: Puskesmas Magelang Selatan, Puskesmas Magelang Utara, Puskesmas
Botton, Puskesmas Jurangombo, Puskesmas Kerkopan
·
Kabupaten
Demak: Puskesmas Karangawen
·
Kabupaten
Sukoharjo: Puskesmas Kartasura, Puskesmas Polokarto
·
Kabupaten
Bangka Barat: Puskesmas Muntok
SIMPUS
dikembangkan dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi yang secara umum banyak
dijumpai di puskesmas. SIMPUS mempunyai tunjuan pengembangan yang jelas, antara
lain :
Terbangunnya suatu perangkat lunak yang dapat digunakan dengan mudah oleh
puskesmas, dengan persyaratan yang seminimal mungkin dari segi perangkat keras
maupun dari segi sumber daya manusia yang akan menggunakan perangkat lunak
tersebut.
Membantu dalam mengolah data puskesmas dan dalam pembuatan berbagai pelaporan
yang diperlukan.
Terbangunnya suatu sistem database untuk tingkat kabupaten, dengan memanfaatkan
data-data kiriman dari puskesmas.
Terjaganya data informasi dari puskesmas dan Dinas Kesehatan sehingga dapat
dilakukan analisa dan evaluasi untuk berbagai macam penelitian.
Terwujudnya unit informatika di Dinas Kesehatan Kabupaten yang mendukung
terselenggaranya proses administrasi yang dapat meningkatkan kwalitas pelayanan
dan mendukung pengeluaran kebijakan yang lebih bermanfaat untuk masyarakat.
Berbagai
kendala dalam implementasi SIMPUS ataupun program aplikasi yang sudah pernah
dialami di berbagai daerah ikut menjadi masukkan untuk menentukan model pengembangan
SIMPUS. Kendala-kendala yang secara umum sering dijumpai di puskesmas antara
lain :
1.
Kendala di bidang Infrastruktur
Banyak
puskesmas yang hanya memiliki satu atau dua komputer, dan biasanya untuk
pemakaian sehari-hari di puskesmas sudah kurang mencukupi. Sudah mulai banyak
pelaporan-pelaporan yang harus ditulis dengan komputer. Komputer lebih
berfungsi sebagai pengganti mesin ketik semata. Selain itu kendala dari sisi
sumber daya listrik juga sering menjadi masalah. Puskesmas di daerah-daerah tertentu
sudah biasa menjalani pemadaman listrik rutin sehingga pengoperasian komputer
menjadi terganggu. Dari segi keamanan, banyak gedung puskesmas yang kurang
aman, sering terjadi puskesmas kehilangan perangkat komputer.
2. Kendala di bidang Manajemen
Masih
jarang sekali ditemukan satu orang staf atau petugas atau bahkan unit kerja
yang khusus menangani bidang data/komputerisasi. Hal ini dapat dijumpai dari
tingkat puskesmas ataupun tingkat dinas kesehatan di kabupaten/kota. Pada
kondisi seperti ini nantinya akan menjadi masalah untuk menentukan siapa yang
bertanggung jawab atas data-data yang akan ada, baik dari segi pengolahan dan
pemeliharaan data, maupun dari segi koordinasi antar bagian.
3. Kendala di bidang Sumber Daya Manusia
Kendala
di bidang SDM ini yang paling sering ditemui di puskesmas. Banyak staf
puskesmas yang belum maksimal dalam mengoperasikan komputer. Biasanya kemampuan
operasional komputer didapat secara belajar mandiri, sehingga tidak maksimal.
Belum lagi dengan pemakaian komputer oleh staf yang kadang-kadang tidak pada
fungsi yang sebenarnya.
D.
Pemanfaatan Teknologi Informasi
pada Riset Keperawatan
Perkembangan teknologi informasi
merupakan salah satu perkembangan peradaban manusia mengenai penyampaian
informasi. Perkembangan ini dimulai sejak zaman pra sejarah sampai sekarang.
Salah satu peran perawat adalah sebagai peneliti. Untuk itu, perawat perlu
melakukan riset yang berhubungan isu-isu keperawatan, antara lain: praktik
keperawtan, pendidikan keperawatan, dan administrasi keperawatan guna
meningkatkan kemampuannya. Untuk memudahkan riset yang dilakukan maka perawat
perlu memanfaatkan perkembangan teknologi informasi yang sudah ada baik dalam
hal pengolahan data, penulisan, penyimpanan, atau pun publikasi hasil riset
yang telah perawat lakukan.
Perkembangan teknologi informasi mulai
merambah dunia keperawatan. Kebutuhan layanan kesehatan juga termasuk
keperawatan yang cepat, efisien dan efektif menjadi tuntutan masyarakat modern
saat ini. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, istilah
telemedicine, telehealth dan telenursing menjadi popular sebagai salah satu
model layanan kesehatan.
Teknologi informasi dapat dimanfaatkan
dalam bidang perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan.
Dapat juga digunakan dikampus dengan video conference, pembelajaran on line dan
Multimedia Distance Learning. Pengolahan data dalam riset keperawatan perlu
ketelitian, dengan perhitungan menggunakan teknologi informasi yang sudah ada
maka kesalahan dalam perhitungan dapat diminimalkan agar dasar-dasar keilmuan
yang nantinya akan menjadi landasan dalam kegiatan praktik klinik, pendidikan,
dan menejemen keperawatan dapat diperkuat.
Penggunaan teknologi informasi dalam
riset keperawatan juga untuk pendokumentasian hasil riset yang telah dilakukan.
Setelah itu, perlu mempublikasikan hasil riset keperawatan sebagai ilmu untuk
perawat lain dan masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan isu keperawatan.
Semua proses yang dibutuhkan dalam melakukan riset keperawtan pun akan lebih
mudah dan efektif.
Seiring dengan pesatnya kebutuhan akan
penggunaan teknologi informasi, perawat juga perlu berpartisipasi memanfaatkan
teknologi yang sudah ada agar kegiatan yang dilakukan menjadi lebih efisien,
salah satunya untuk riset keperawatan. Penggunaan teknologi informasi dalam
riset keperawatan dapat digunakan untuk pengolahan data, penulisan hasil riset,
penyimpanan, metode baru dalam pendokumentasian, peningkatan akses informasi,
pengembangkan kemampuan pengambilan keputusan yang dapat membantu melakukan
perubahan dalam profesionalisasi perawat serta publikasi hasil riset
keperawatan.
Sebagai perawat yang mampu mengikuti perkembangan zaman, guna meningkatkan profesionalisme dan kemampuan maka pemanfaatan teknologi harus benar-benar digunakan untuk kegiatan yang dilakukan oleh perawat termasuk melakukan riset.
Sebagai perawat yang mampu mengikuti perkembangan zaman, guna meningkatkan profesionalisme dan kemampuan maka pemanfaatan teknologi harus benar-benar digunakan untuk kegiatan yang dilakukan oleh perawat termasuk melakukan riset.
E.
Sistem Keperawatan Berbasis
Komputer
Seiring dengan globalisasi,
perkembangan pengetahuan dan teknologi, pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan juga mulai berkembang. Perkembangan pengetahuan masyarakat
membuat masyarakat lebih menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Perawat sebagai
salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan,
mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Dalam upaya peningkatan mutu, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai standar, yaitu mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi
berikut dengan dokumentasinya.
Pendokumentasian
Keperawatan merupakan hal penting yang dapat menunjang pelaksanaan mutu
asuhan keperawatan. (Kozier,E. 1990). Selain itu dokumentasi keperawatan
merupakan bukti akontabilitas tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang
perawat kepada pasiennya. Dengan adanya pendokumentasian yang benar maka bukti
secara profesional dan legal dapat dipertanggung jawabkan
Masalah yang
sering muncul dan dihadapi di Indonesia dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
adalah banyak perawat yang belum melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar
asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai
pendokumentasian yang lengkap.( Hariyati, RT., th 1999)
Saat ini masih
banyak perawat yang belum menyadari bahwa tindakan yang dilakukan harus
dipertanggungjawabkan. Selain itu banyak pihak menyebutkan kurangnya
dokumentasi juga disebabkan karena banyak yang tidak tahu data apa saja yang
yang harus dimasukkan, dan bagaimana cara mendokumentasi yang benar.( Hariyati,
RT., 2002)
Kondisi tersebut di atas membuat
perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian pada
pelayanan kesehatan pada umumnya dan pelayanan keperawatan pada khususnya.
Selain itu dengan tidak ada kontrol pendokumentasian yang benar maka pelayanan
yang diberikan kepada pasien akan cenderung kurang baik, dan dapat
merugikan pasien
Pendokumentasian asuhan keperawatan
yang berlaku di beberapa rumah sakit di Indonesia umumnya masih menggunakan
pendokumentasian tertulis. Pendokumentasian tertulis ini sering membebani
perawat karena perawat harus menuliskan dokumentasi pada form yang telah
tersedia dan membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya. Permasalahan lain
yang sering muncul adalah biaya pencetakan form mahal sehingga sering form
pendokumentasian tidak tersedia
Pendokumentasian
secara tertulis dan manual juga mempunyai kelemahan yaitu sering hilang.
Pendokumentasian yang berupa lembaran-lembaran kertas maka dokumentasi
asuhan keperawatan sering terselip. Selain itu pendokumentasian secara tertulis
juga memerlukan tempat penyimpanan dan akan menyulitkan untuk pencarian kembali
jika sewaktu-waktu pendokumentasian tersebut diperlukan. Dokumentasi yang
hilang atau terselip di ruang penyimpanan akan merugikan perawat. Hal ini
karena tidak dapat menjadi bukti legal jika terjadi suatu gugatan hukum, dengan
demikian perawat berada pada posisi yang lemah dan rentan terhadap gugatan
hukum.
Di luar negri kasus hilangnya
dokumentasi serta tidak tersedianya form pengisian tidak lagi menjadi
masalah. Hal ini karena pada rumah sakit yang sudah maju seluruh dokumentasi
yang berkaitan dengan pasien termasuk dokumentasi asuhan keperawatan telah
dimasukkan dalam komputer. Dengan informasi yang berbasis dengan komputer
diharapkan waktu pengisian form tidak terlalu lama, lebih murah, lebih mudah
mencari data yang telah tersimpan dan resiko hilangnya data dapat dikurangi
serta dapat menghemat tempat karena dapat tersimpan dalam ruang yang kecil yang
berukuran 10 cm x 15 cm x 5 cm . Sistem ini sering dikenal dengan Sistem
informasi manjemen.
Sistem informasi merupakan suatu
kumpulan dari komponen-komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan proses
penciptaan dan pengaliran informasi. Sistem Informasi mempunyai komponen-
komponen yaitu proses, prosedur, struktur organisasi, sumber daya manusia,
produk, pelanggan, supplier, dan rekanan. (Eko,I. 2001).
Sistem informasi keperawatan adalah
kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk
memudahkan manajemen dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang
digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea &
Cococran,1989)
Sedangkan menurut ANA (Vestal,
Khaterine, 1995) system informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk
memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan tentang
standar dokumentasi , komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan,
mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan kualitas,
efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk
memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi
pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada
sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna,
akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi.
Sistem Informasi
manajemen asuhan keperawatan sudah berkembang di luar negri sekitar tahun 1992,
di mana pada bulan September 1992, sistem informasi diterapkan pada sistem
pelayanan kesehatan Australia khususnya pada pencatatan pasien.
(Liaw, T.,1993).
Pemerintah Indonesia
sudah mempunyai visi tentang sistem informasi kesehatan nasional yaitu
Informasi kesehatan andal 2010(Reliable Health Information 2010 ).
(Depkes, 2001). Pada Informasi kesehatan andal tersebut telah direncanakan
untuk membangun system informasi di pelayanan kesehatan dalam hal ini Rumah
sakit dan dilanjutkan di pelayanan di masyarakat, namun pelaksanaannya belum
optimal.
Sistem
informasi manajemen keperawatan sampai saat ini juga masih sangat minim
di rumah sakit Indonesia. Padahal sistem Informasi manajemen asuhan
keperawatan mempunyai banyak keuntungan jika dilihat dari segi efisien, dan
produktifitas.
Dengan sistem dokumentasi yang
berbasis komputer pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan cepat dan lengkap.
Data yang telah disimpan juga dapat lebih efektive dan dapat menjadi sumber
dari penelitian, dapat melihat kelanjutan dari edukasi ke pasien, melihat
epidemiologi penyakit serta dapat memperhitungkan biaya dari pelayanan
kesehatan.(Liaw,T. 1993). Selain itu dokumentasi keperawatan juga dapat
tersimpan dengan aman. Akses untuk mendapat data yang telah tersimpan dapat
dilaksanakan lebih cepat dibandingkan bila harus mencari lembaran kertas yang
bertumpuk di ruang penyimpanan.
Menurut Herring dan Rochman (1990)
diambil dalam Emilia, 2003: beberapa institusi kesehatan yang menerapkan system
komputer, setiap perawat dalam tugasnya dapat menghemat sekitar 20-30 menit
waktu yang dipakai untuk dokmuntasi keperawatan dan meningkat keakuratan
dalam dokumentasi keperawatan.
Dokumentasi
keperawatan dengan menggunakan komputer seyogyanya mengikuti prinsip-prinsip
pendokumentasian, serta sesuai dengan standar pendokumentasian internasional
seperti: ANA, NANDA,NIC (Nursing Interventions Classification, 2000).
Sistem informasi manajemen berbasis komputer
dapat menjadi pendukung pedoman bagi pengambil kebijakan/pengambil
keputusan di keperawatan/Decision Support System dan Executive
Information System.(Eko,I. 2001) Informasi asuhan keperawatan dalam
sistem informasi manajemen yang berbasis komputer dapat digunakan dalam
menghitung pemakaian tempat tidur /BOR pasien, angka nosokomial, penghitungan
budget keperawatan dan sebagainya. Dengan adanya data yang akurat pada
keperawatan maka data ini juga dapat digunakan untuk informasi bagi tim kesehatan
yang lain. Sistem Informasi asuhan keperawatan juga dapat menjadi sumber dalam
pelaksanaan riset keperawatan secara khususnya dan riset kesehatan pada
umumnya. (Udin,and Martin, 1997)
Sistem
Informasi manajemen (SIM) berbasis komputer banyak kegunaannya, namun
pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen di Indonesia masih banyak mengalami
kendala. Hal ini mengingat komponen-komponen yang ada dalam sistem informasi
yang dibutuhkan dalam keperawatan masih banyak kelemahannya.
Kendala SIM
yang lain adalah kekahawatiran hilangnya data dalam satu hard-disk. Pada
kondisi tersebut hilangnya data telah diantisipasi sebagai perlindungan
hukum atas dokumen perusahaan yang diatur dalam UU No. 8 Tahun 1997.
Undang-undang ini mengatur tentang keamanan terhadap dokumentasi yang berupa
lembaran kertas, namun sesuai perkembangan tehnologi, lembaran yang
sangat penting dapat dialihkan dalam Compact Disk Read Only
Memory (CD ROM). CD ROM dapat dibuat kopinya dan disimpan di lain tempat
yang aman . Pengalihan ke CD ROM ini bertujuan untuk menghindari hilangnya
dokumen karena peristiwa tidak terduga seperti pencurian komputer, dan
kebakaran.
Memutuskan
untuk menerapkan sistem informasi manajemen berbasis komputer ke dalam sistem
praktek keperawatan di Indonesia tidak terlalu mudah. Hal ini karena pihak
manajemen harus memperhatikan beberapa aspek yaitu struktur organisasi
keperawatan di Indonesia, kemampuan sumber daya keperawatan, sumber dana,
proses dan prosedur informasi serta penggunaan dan pemanfaatan bagi perawat dan
tim kesehatan lain.
Bagaimana SIM
keperawatan di Indonesia ? Sampai saat ini implementasi sistem informasi
manajemen baik di rumah sakit maupun di masyarakat masih sangat minim, bahkan
masih banyak perawat yang tidak mengenal apa sistem informasi manajemen
keperawatan yang berbasis komputer tersebut. Namun seiring dengan
perkembangan pengetahuan dan ilmu pengetahuan maka beberapa rumah sakit di
Jakarta dan kota lain sudah menerapkan system informasi keperawatan yang
berbasis komputer.
Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia juga mempunyai kontribusi dalam pengembangan
system informasi keperawatan. Fakultas ilmu keperawatan telah mempunyai
soft-ware system informasi asuhan keperawatan dan system informasi dalam
manajemen untuk manajer perawat. Media ini sangat berguna dalam menyokong
proses pembelajaran yang menyiapkan peserta didik dalam menyongsong era
globalisasi. Dengan mengikuti pembelajaran tersebut peserta didik
diharapkan mampu bersaing , namun tentunya tak cukup hanya dalam proses proses
pembelajaran di kuliah. Peserta didik harus terus belajar agar dapat
mengikuti perkembangan ilmu dan tehnogi keperawatan. Bagaimana dengan anda,
siapkah anda memasuki era tehnologi dan era globalisasi ?
Dunia keperawatan di Indonesia terus
berkembang, seiring dengan meningkatnya strata pendidikan keperawatan di
Indonesia, disamping akses informasi yang sangat cepat di seluruh dunia. Hal
itu membawa efek pada kemajuan yang cukup berarti di keperawatan (Jasun, 2006).
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi
pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang
perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan
sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi.
Keperawatan juga berkewajiban untuk
menyediakan pelayanan/asuhan keperawatan yang didasarkan pada kaedah-kaedah
suatu profesi termasuk adanya bukti pertanggung jawaban melalui sistem
informasi yang tepat yang ditunjukkan oleh sistem pendokumentasian asuhan
keperawatan yang baik. Namun pada realitanya dilapangan pendokumentasian asuhan
keperawatan yang dilakukan masih bersifar manual dan konvensional, belum
disertai dengan sistem /perangkat teknolgi yang memadai, sehingga perawat
mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam
praktek. Selain itu dalam pelaksanaan dokumentasi keperawatan, perawat
sering mengeluh terhadap dokumentasi yang memakan waktudan terlalu banyak
perawat belum sepenuhnya faham menuliskannya.
Oleh karena itu dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, maka perlu dibuat suatu mekanisme
pendokumentasian yang mudah dan cepat berkaitan dengan dokumentasi proses
keperawatan.
Dengan adanya kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki
sistem pendokumentasian asuhan keperawatan
yang lebih baik. Metode pendokumentasian asuhan keperawatan saat sudah
mulai menunjukkan perkembangan, dari yang sebelumnya manual, bergeser kearah
komputerisasi. Metode pendokumentasian tersebut dengan menggunakan Sistem
Informasi Manajemen.
Sistem informasi manajemen berbasis
komputer tidak hanya bermanfaat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan,
namun juga dapat menjadi pendukung pedoman bagi pengambil kebijakan/pengambil
keputusan di keperawatan/Decision Support System dan Executive
Information System (Eko,I. 2001). Informasi asuhan keperawatan dalam
sistem informasi manajemen yang berbasis komputer dapat digunakan dalam
menghitung pemakaian tempat tidur /BOR pasien, angka nosokomial, penghitungan
budget keperawatan dan sebagainya. Dengan adanya data yang akurat pada
keperawatan maka data ini juga dapat digunakan untuk informasi bagi tim
kesehatan yang lain. Sistem Informasi asuhan keperawatan juga dapat menjadi
sumber dalam pelaksanaan riset keperawatan secara khususnya dan riset kesehatan
pada umumnya.
(Udin,and Martin, 1997). Oleh karena itu system sistem informasi manajemen
berbasis komputer ini sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh manajemen rumah
sakit, dimana aktifitas perawatan dapat termonitor dalam sebuah data base rumah
sakit.
Manfaat lain yang dapat diperoleh dari
sistem informasi yang berbasis komputer ini ialah system ini sangat praktis
karena mampu menyimpan data yang sangat banyak penuh dalam sebuah kotak kecil /
hard disk yang berukuran hanya 15x10x 5 cm. Sistem informasi berbasis komputer
juga dirancang untuk mengikuti era globalisasi sehingga perawat di Indonesia
tidak tertinggal dengan perawat yang diluar negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar